Mass Market #LebihBerarti Pembeli Puas Penjual Bahagia
Kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman-ku yang berhubungan dengan pasar tradisional. Benar, pasar tradisional selalu mempunyai tempat istimewa di hatiku. Saya katakan demikian karena hanya di pasar tradisional saya bisa merasakan yang namanya tawar menawar, harga murah, bahkan kesan seperti berburu sesuatu, yang bisa dibilang, kalau saya berhasil mendapatkan barang yang aku inginkan juga dengan harga yang ekonomis seakan seperti saya mendapatkan kepuasan batiniah yang tidak bisa digantikan dengan apapun.
Pasar tradisional juga kadang muncul saat musiman, entah itu hanya terjadi di hari Senin, Rabu, Minggu atau momen-momen tertentu seperti gajian, perayaan malam tahun baru, ada kegiatan pasar malam, ada perayaan agama tertentu seperti malam sebelum Idul Fitri, ada peringatan haul Syekh Abdul Kodir Zaelani (ini di daerah saya aja yaa). Nah, yang musiman seperti ini lebih seru sedikit dari yang biasanya, karena lebih banyak pilihan barang yang tersedia dan suasana-nya lebih ramai dari pasar-pasar tradisional hari biasa.
Jarang-jarang saya bisa menikmati jajanan seperti dodol, kerupuk kemplang, permen susu dan sebagainya yang mungkin sudah nyaris terlupakan karena tergantikan dengan jajanan kekinian seperti Black Burger atau Milkshake Cotton Candy. Intinya sebagai pembeli saya puas karena saya seperti sedang bernostalgia.
Sebagai penjual yang kebetulan pernah saya ajak berbincang-bincang saat itu, mereka mengatakan sangat bahagia bisa ikut berpartisipasi. Mereka yang hanya para petani, atau sekedar pedagang kecil biasa yang menyadari keterbatasan mereka dan tidak sanggup bersaing dengan restoran, cafe, kedai, atau apalah sebutannya lagi yang berada di tempat-tempat strategis, yang secara modal, pengetahuan akan bisnis berdagang yang harus menguasai manajemen karyawan, penyajian, servis, pangsa pasar, variasi produk, kompetitor dan lain sebagainya. Penjual sudah sangat cukup puas dengan bawa barang dagangannya, digelar sederhana, ada interaksi dengan pembeli, laris, terjual semua (meski tidak terlalu untung banyak) selesai dan pulang dengan membawa hasil untuk keluarga mereka.
Yang uniknya lagi kadang sesama penjual saling bantu membantu menawarkan barang dagangan mereka masing-masing atau misalkan stok barang dagangan mereka habis, mereka menganjurkan ke penjual lain sejenis atau sengaja menjual-kan barang dagangan sesama teman penjual demi supaya pembeli puas dan tidak batal membeli.
Indah bukan suasana seperti ini. Ada semangat kekeluargaan, gotong royong, bekerja keras dan tentunya dampak secara tidak langsung perekonomian juga terdongkrak meski dalam nilai angka yang kecil.
Ini juga yang membuat saya, seberapa jauh saya pergi, seberapa lama saya pergi, saya pasti kembali ke Tanah Air tercinta, Indonesia.
Dengan cinta,
kei
Leave a Reply